Sebuah lagu dari panbers berjudul musafir kerap saya nyanyikan, dan bagi beberapa musafir juga merupakan lagu favorit mereka.
“Tiada tujuan yang kau harap ,Mata angin tak kau hiraukanOh ya tujuan para musafir memang berbeda beda … ada yang mencari ilmu, ada yang mencari kekayaan. Tapi bagi saya, perjalanan menjadi musafir adalah mencari makna hidup… untuk apa sebenarnya kita hidup ini?
Ke barat kau melangkah Ke timur juga kau tuju
Ke utara kau pergi Ke selatan pun engkau berlari
Musafir, hidupmu bebas tiada ikatan.
Musafir, berkelana sepanjang waktu.
Musafir, apakah yang engkau cari?
Musafir, apakah arti hidupmu?”
Kali ini saya terdampar di pantai selatan. Bagi seorang musafir.. pantai selatan adalah tujuan utama. Kalau mau berada di pemakaman, kita bisa berada di makam syekh bela belu, syekh maulana magribi, panembahan selohening. Atau kita juga bisa berada di sumber air panas parang wedang.
Saya masih ingat peristiwa itu, kala itu sudah hampir tengah malam . Seperti biasa saya duduk bersila menghadap pantai selatan. hening suasana hanya suara ombak yang beradu dengan suara angin pantai .
Antara setengah sadar atau tidak saya merasakan, ombak pantai menghantam tubuh saya dan menyeret saya…. Dan satu peristiwa spiritual yang terjadi, peristiwa terbesar dalam hidup saya.
Waktu itu saya serasa berada didunia lain, gemerlapan penuh dengan cahaya keemasan. Ada yang mempersilahkan saya masuk sambil membungkuk tanda menghormati. Saya juga bingung, apa yang hebat pada diri saya sehingga setiap yang saya temui pada waktu itu membungkuk menghormati saya… Kemudian terjadi pertemuan dengan seseorang …………..
Mohon maaf saya hanya bisa bercerita sedikit buat pembaca juragan cipir dan yang lainnya biar lah saya simpan sebagai pengalaman spiritual pribadi .
Lalu saya tersadar kembali, dalam posisi saya memegang belahan batang pohon. Kondisi pakaian basah kuyup. Beberapa orang tampak menepuk nepuk punggung saya dan mengatakan selamat selamat… Saya lalu bertanya kepada seseorang sekarang hari apa? dan jawaban orang itu buat saya terkaget kaget. Ternyata saya hanyut selama 2 hari.
Saya tak tau persis… yang jelas sejak saat itu, beberapa pedagang banyak yang tidak mau dibayar saat saya membeli makanan dan minuman. Dan itu membuat saya tidak enak hati.
Saya lalu memutuskan untuk meninggalkan pantai selatan… melangkah keluar dengan berjalan kaki… melanjutkan perjalanan tanpa arah, tanpa tujuan…..
Semoga serial perjalanan saya sebagai musafir ini bisa dinikmati oleh pembaca juragan cipir dan khususnya saya berterima kasih dengan mbak indri yang telah menyediakan tempat di juragan cipir untuk saya menuliskan serial ini yang sempat terhenti setahun.
0 Response to "Pengalaman Hanyut Diterjang Ombak Pantai Parangtritis Yang Ganas"
Posting Komentar